Tidak berbelihan rasanya kalau kita menyebut Dieng ini sebagai Surga
Dunia, dimana hampir semua kesempurnaan keindahan dan budaya agung itu
berada.
Ibarat Lukisan Dieng itu Sempurna walaupun kondisinya masih terus
terdegradasi oleh pengelolaan yang kurang pas dan belum berkelanjutan.
Kawasan Dieng seluas 54.974.24 ha secara administratif terletak di
Provinsi Jawa Tengah, dan berada di 6 (enam) kabupaten yaitu Kabupaten
Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Kendal, Batang dan Pekalongan.
Secara Astronomis, Kawasan Dieng terletak antara 70 7’ 4” – 70 35’ 2” LS
dan 1090 59’ 53” – 1100 04’ 34”
Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo merupakan wilayah yang
relatif luas berada dalam Kawasan Dieng dengan luas masing-masing
11,795.34 Ha dan 11,647.98 Ha. Sedangkan Kabupaten Temanggung dan
Kabupaten Batang masing-masing hanya sekitar 5000 Ha. Namun untuk
Kabupaten Kendal luasnya lebih kecil lagi yaitu 1,541.34 Ha.
Dari segi iklim daerah ini termasuk daerah tropis yang terdiri dari dua
musim (penghujan dan kemarau). Musim penghujan terjadi pada bulan
Oktober/November – Maret/April, sementara musim kemarau terjadi pada
bulan April/Mei – September/Oktober.
Besarnya curah hujan berkisar dari 1000 mm/tahun (terendah) hingga dapat
mencapai >4000 mm/tahun. Pada puncak musim penghujan, seperti bulan
Januari curah hujan dapat mencapai angka > 500 mm/bulan. Jumlah hari
hujan berkisar pada angka 100, akan tetapi pada beberapa tempat dapat
mencapai > 150 hari.
Suhu Udara di Dieng Plateau berkisar antara 200C – 300C, sementara kelembaban udara antara 84 – 86%.
Kata Dieng berasal dari bahasa Sansekerta “Di” yang artinya adalah
tempat yang tinggi atau gunung dan ”Hyang” yang artinya ”ruh leluhur”
atau ”dewa – dewa” atau suatu yang diyakini sebagai dewa atau ruh
leluhur atau bahkan Tuhan atau mahluk – mahluk ilahiyah pada umumnya.
Hyang juga sering dimaknai sebagai ”kahyangan”, ”nirwana” atau ”surga”,
yakni tempat bersemayamnya ”ruh leluhur” atau ”dewa – dewi”, ”Tuhan”
atau ”mahkluk – mahkluk ilahiyah” .
Dieng juga dapat dirunut makna katanya dari bahasa Kawi, yakni ”Di” yang
berasal dari kata ”hadi” atau ”adi” yang artinya ”cantik”. ”indah”,
”molek” dan sebagainya yang mengandung pemaknaan ”serba”, ”paling” dan
sifat – sifat superlatif lainnya, seperti ”tinggi” atau ”puncak
tertinggi”, ”misterius”, ”transenden”, atau segala yang bermakna ”serba
sempurna” atau ”ultimate”, dari kesadaran akan makna dan misteri
kesempurnaan sebuah tatanan dan iman, juga kemakmuran dan
keTuhanan. Dimana sesuatu yang transenden tentu tidak akan termaknai
tanpa berdampingan dengan yang ”imanen”, yang duniawi atau yang
”membumi”. Itulah sebabnya di balik transendensinya, Dieng sekaligus
harus ”membumi” sebab ia memang ada di bumi yang nyata. Suatu yang
hadir di depan penampakkan mata kita, sehingga Bumi Dieng seharusnya
dapat dibangun menjadi prototipe surga nyata yang tergelar di alam ini.
Dieng Merupakan salah satu Kawasan Wisata Andalan Jawa Tengah
sebagaimana disebutkan dalam RIPP( Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
). Kawasan Dieng sebagai salah satu potensi pariwisata mempunyai
panorama yang sangat menawan dan memiliki aneka ragam obyek wisata mulai
dari
Candi :
- Komplek candi Arjuna
- Gatotkaca
- Bima
- Dwarawati
Kawah
- Sikidang
- Sileri
- Candradimuka
- Sikendang
Telaga
- Warna
- Pengilon
- Merdada
- Balekambang
- Dringo
- Cebong
- Swiwi
- Menjer
Goa
- Jimat
- Semar
- Sumur
- Jaran / kendali seto
Obyek lain
- Sumur raksasa Jalatunda
- Bimo Lukar
- Sumber air panas (Sirawe),
Air terjun
Agrowisata Tambi, maupun obyek wisata buatan yang dibangun untuk
menunjang aktivitas pariwisata di kawasan tersebut (Dieng Plateau
Theater, Museum Kailasa, Gardu Pandang Tieng) serta masih banyak obyek
wisata yang lain seperti Ondo Budho, Gunung Sikunir, Tuk Bimo Lukar,
Watu Kelir dan Pemandian Air Panas Bitingan.dan masih banyak obyek lain
yang masih perawan dan belum tergali dan itulah surga Dieng dengan
segala pesonanya yang selalu melambaikan tangan mengajak orang untuk
mengunjunginya.
Tidak pernah habis kata-kata untuk menceritakan surga dunia yang bernama
Dieng ini bahkan menurut ahli salah seorang arkeolog UGM literatur
tentang Dieng yang terdapat di Universitas Leiden Belanda jumlahnya
sampai ribuan buku dan suatu saat nanti tentunya akan terbuka semuanya
tentang sejarah masa lalu Surga dunia ini.
Sumber ::
0 komentar:
Posting Komentar